Pecahan Dari Sebuah Patahan


 Pernah melihat sepasang insan yang asyik berduaan di sepanjang jalan? Atau di tempat makan? Atau di lorong sekolah? pernah?? Pernah merasa terganggu? bukan karna iri yang membuncah bukan?!! Tapi sebagai pengingat, jika tak semua tempat dapat mereka jadikan ajang bercerita. Mungkin semua orang pernah merasakan indahnya suatu perasaan, tapi tak mengungkapkannya, tapi tak mengamalkannya. Mereka diam sembari berdoa pada tuhan agar di berikan yang terbaik. Bukan untuk sekarang, tapi nanti disaat dia memiliki pekerjaan, bukan cuman perasaan. Memang mencintai dalam diam adalah hal terbaik bagi seorang hamba. meluangkan waktu doanya untuk sekedar menjaga seseorang yang ia suka. Memperhatikan geraknya, lalu tersipu malu saat ia menyadarinya. Kadang cinta tak diukur dari seberapa beraninya seseorang mengutarakan perasaannya, tapi cinta diukur dari berapa kerasnya ia memohon pada tuhan, agar dapat disatukan.




  Kau pikir sehat itu datang tiba-tiba? tidak!! Percayalah doanya dia, yang selalu bisa membuatmu tampak ceria. 


  Aku lebih suka melihat seseorang di sudut biskop sendirian. Menonton film yang ia tuju, tanpa ada yang mengganggu. Ia mungkin sendirian, tapi ia tidak menuju pendosaan. Sebab dari atas ia bisa melihat seberapa hinanya orang-orang yang  berada dibawah. Berdekatan,ciuman,pegangan tangan atau sebagainya. Mungkin mereka akan berkata "gapapa lah sesekali tempat juga mendukung, gelap gk ada yang tau" lantas seseorang sudut atas bagaimana? Menegur? Ilegal bukan! Mengingatkan dari bangku ke bangku? Memang ada yang peduli! Menyuruhnya keluar? Ia siapa bisa mengeluarkan orang seenaknya!! Apa yang harus dia lakukan?? Diam adalah pilihan terbaik, sembari berdoa agar mereka berubah. Mungkin ini merupakan sedikit gambaran seperti apa engkau dihadapan tuhan. Hina bukan? Tuhan tak langsung menegurmu,memberimu kesakitan,atau pendosaan. Tuhan akan trus berbaik sangka padamu dan menunggu kapan kau bisa mengingatnya disegala waktu.
Maka nikmat tuhan mana lagi yang kau (sengaja) dustakan.


  Tenang tak ada yang mencoba melarangmu perihal berdekatan. Aku juga suka bagaimana ada di posisi itu. Memberi senyum disaat bertemu bahkan ditempat umum. Berbagi tawaa disemua cerita yg kau rasa penuh canda, padahal tidak. Melempar segala sabar disaat kau sudah siap mamaki dan menampar. Masih tetap terbayang lucunya senyummu itu, entah dari hati atau hanya semu, intinya aku senang saat itu. Menyadari hari mulai gelap, lalu bergegas menuju rumah, dengan sejuta alibi saat ditanya mamah. Tak apa sebenarnya, mereka juga pernah muda, pernah merasakan indahnya suatu perasaan. Bukannya mamahmu sering kau jadikan tempat bercerita, disaat kau sedang mengagumi seseorang di kelas. Dan mendesak mengenalkan saat ia main ke rumah? Lalu masih harus ditutupi juga? Sampai harus menunggu tengah malam agar bisa menelpon saat dikira sudah aman!! masih takut? HAHAHAHAHA aku kira kau sudah jago menutupi itu, ternyata masih belum. Kuncup dan tertutup, kau masih terlihat ragu dan takut mengakui itu.


  Baris keempat. Kau terlalu suka mengumpat. menuji didepan dan berbicara beraneka di belakang. Kau mengajak pasanganmu berjalan ke tempat hiburan, bangga dan bahagia saat itu, seakan kau merasa dia sudah layak menemanimu selamanya. Padahal di belakang kau terus mangatakan tentang keegoisannya, pada sahabat perempuanmu. Itu yang disebut kesetiaan? Untuk apaa menjalin hubungan jika menutup aib pasangan saja masih dipertanyakan? Mulutmu trus mengatakan semua hal, yang kau rasa bisa membuat pasanganmu lebih baik. Padahal tidak!! Kau hanya mengatakan, sedangkan kau hanya diam menanti dia berubah. Kebodohan dan kegoblokan yang nampak pada dirimu yang teramat sulit disembunyikan. Lalu siapa yg selama ini kau bilang egois?? Belum lagi ditambah dengan keanehanmu untuk tetap menunggu dia berubah, sebagai alasan mencari celah untuk bisa berpindah, pada hati yang bisa menenangkanmu saat itu juga. Egoisnya dirimu yang selalu ingin instan dalam suatu hubungan. Sabar,tanang,dan bersyukur akan terpendam dengan sikapmu yang terlalu bodoh, tolol dan bego. Kasar memang, tapi yg muncul di permukaan hanya itu. Berleha saja, kau akan tetap celaka.


  Kau sadar apa yang selama ini kau lakukan itu salahh? Putuslah, untuk apa tetap memaksakan. Diluar sana masih ada kehidupan yang bebas. 


  Tak usah berfikir dua kali untuk putus. Untuk apa kau mencari ketulusan, sedangkan yang kau dapat hanya kebusukan. Sebenarnya ia sama sekali tak mengharapkanmu lama. kau hanya seperti bintang, bertahan sehari lalu hilang keesokannya. Kau masih ragu??  Kau masih bisa mendapat semangat-semangat itu dari kawanmu. Kau hanya penghibur sementara. Percayalah, ia pada akhirnya akan berpindah jugaa. Melupakanmu dan melakukan kesombongan disaat kau sendiri, mencoba memamerkan pasangannya disaat kau rapuh. Untuk apa trus mempertahankan, sedangkan yang kau alami hanya pahitnya di muka duakan. Putus sajaa, kau hanya akan sakit untuk beberapa hari kedepan, tidak untuk selamanya. Untuk apa kau trus memaksakan, sedangakan yang kau rasakakan hanya sakit saat tak di pedulikan. Tenang disaat kau putus, dunia akan menyambut kau bak narapidana yang keluar dari penjara. Dapat mencium udara segar kebebasan dunia. Yang terpenting kau bebas dari belenggu keegoisan itu, cukup kau nikamati kebebasannya, tak usah pikirkannya. Waktu demi waktu akan membuatmu semakin terbuka. Hari demi hari akan membuatmu semakin bebas. detik demi detik akan membuatmu semakin asik. Tenang kau hanya dianggap hina, bagi orang yg sok mengeri cinta. Tapi dihadapan tuhan, kau jauh tampak lebih mulia.


  Tak perlu sungkan-sungkan, kau bisa melakukannya. Putuskan,Lupakan dan Tinggalkan. 




 Pamulang, 22 Desember 2017
 Selamat menbaca
jangan terbawa suasana
 Raihan Immadu


  

Komentar

  1. Hai, sudah lama sekali ya.
    Baru bulan terakhir ini saya kembali melihat tulisan Anda.
    Dan yah, saya jadi teringat masa-masa saya bertemu orang baru yang mengisi hati saya. Dirinya baik, tak seperti orang lama yang mengabaikanku. Yah, orang baru ini senang mengejekku. Tapi, dibalik itu selalu tersimpan kebaikan hatinya.
    Oh maaf! Saya malah bercerita. Namun, tak apa bila saya lanjutkan, ya?
    Tapi kedekatan itu, lama-lama memudar. Kami kembali menjadi seperti orang asing. Kebetulan pulang bersama, tapi hambar tak bicara apapun. Menyedihkan, bukan?

    Jangankan menyandang status 'dating'. Berteman saja kita tak becus.

    Omong-omong, apa Anda merindukan saya? :)
    -dor

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahahahah pulang bersama tapi hambar tak bicara 💯💯
      perihal rindu ini cukup aku yang tau setidaknya kau tlah kembali. dari semua orang yang mengomeni tau tetap dihati kau tetap dinanti
      terimakasih kembali 🙏🙏🙏

      Hapus
    2. Ya, sama-sama. Omong-omong, sudah tahun 2018 ya?
      Ah, rasanya saya masih terjebak di 2017. Mungkinkah saya belum siap untuk melepas tahun penuh kenangan itu kah? Ah, biarlah.
      Dan selamat tahun baru juga untuk Anda. Semoga resolusi Anda tercapai di tahun ini.
      Semangat ya:)
      -dor

      Hapus
  2. percayalah kau kuat dimanapun dan kapanpun. tak perlu takut sendiri, sekawananmu akan trus membuntuti. resolusi? doakan saja blog ini akan tetap berlanjut dan lebih baik lagi. aamiin 🙏🙏🙏

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Tulisannya keren. Saya mau mengundang Anda menjadi penulis di blog saya, knkland.com ^_^ Kalo Anda tertarik, boleh dong gabung sama kami di KnK Land.

    BalasHapus
  5. Oh yah, soal penawaran di atas, ini nomor WA saya
    081355524967

    BalasHapus
  6. Kenapa tidak? :)
    Kalau mau, ambillah tawaran itu.
    Siapa tahu, perjalananmu akan dimulai.
    -dor

    BalasHapus
    Balasan
    1. oiyaaa terima kasih sarannya, sudah saya terima koo tawarannya 😊

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Halah Aku malah kebawa perasaan hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer