Berharap Masih di Novel
Seminggu menjelang idulfitri 1445 hijriah. Perintah dan ajakan mempertebal takwa semakin semerbak, harum keimanan melekat kuat di masing-masing mukmin, masjid dan musala berjejal orang bertaubat, melakukan iktikaf sepanjang malam ganjil demi janji seribu bulan, melantunkan ayat-ayat dan zikir sebab mengetahui kekhilafan diri, sesekali juga terdengar isak haru jemaah yang takut ditinggal Ramadhan, meminta dipanjangkan umur dan kesehatannya sampai dapat bersujud kembali di Ramadhan tahun depan. Tampak begitu khidmat seperti suara rintik air kran yang lupa dimatikan. Pada momen yang lain, beberapa perantau sibuk mempersiapkan kepulangannya. Mengecek kembali kendaraan yang digunakan, menghitung sisa uang yang akan diberikan ke keponakan, buah tangan kesukaan orang rumah, dan ribuan rencana jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan menyesakkan. Membayangkan ketenangan serta kegaduhan rumah yang berbulan-bulan ditinggalkan. Sedih karena beberapa hal namun berbahagia karena satu alasan, bertemu or