Kacamatanya Pas Buat Kamu

  
   Hujan kini sering tak kunjung turun, walau sudah musimnya. Rindu sejukmu sudah terasa, sabar pun diuji dikala panas menerjang. -nosstress
    
Cinta ini mungkin akan telat mekar dari biasanya. Sebab pertengahan bulan ketiga telah tiba. Waktu yang tepat untuk berleha-leha tanpa memikirkan apa-apa, kecuali dirimu (muka muntah). 

Hati ini sudah jatuh pada sasaran yang tepat. Wanita berkacamata, tidak tebal tetapi pas dikenakan. Sejauh yang aku perhatikan, baru-baru ini kamu mengenakannya, kemarin-kemarin tidak kan? Matamu memangnya bermasalah? Kenapa? Kok bisa? Keseringan main PUBG ya? Atau mengerjakan tugas MTK? Jangan keseringan main handphone, kasian mata kamu, nanti minusnya nambah. Kasian juga wajah kamu, nanti jika kacamatamu dilepas, mata kamu jadi sipit. Takut lucumu makin bertambah, takut rasaku juga bertambah hehehehee :)

Satu per satu wanita tersingkirkan yang akhirnya meninggalkan satu. Yang paling pas dengan kriteria. Pas bukan berarti yang terbaik. Tetapi, bukan juga yang terendah ataupun tertinggi. Intinya pas lah, susah diungkapkan perihal pas yang ada di dirimu. Mungkin jika aku membuat puisi, aku pasti sudah menuliskan diksi-diksi terbaik yang pernah aku miliki. Umpatan yang paling pas mewakili perasaan ini ke dirimu adalah "Kacamatanya cocok buat kamu, jangan biarkan terlepas nanti pesonanya memudar."

Waktu yang pas melihatmu adalah ketika sedang melamun dalam alunan lagu barat yang tertutupi oleh earphone kesayanganmu. Pas, tidak kalah dari senja yang belakangan ini sering aku lihat di beberapa cerita berkala Instagram teman yang mencoba lebih puitis. Segala keindahan tumpah ruah dalam satu momen, langka. Hamparan kefokusan menguasai pikiran, tak pernah terlewatkan, menunggu momen yang pas untuk diabadikan. Diam, pelan, mengendap, waspada, awas ketahuan. Bisa mati kutu jika tertawan. Bisa merusak citra tentang anak urakan di sekolahan. Pura-pura tidak tahu saja dirimu, biar aku bisa terus melakukan.

Kesibukanmu yang kadang membuatku menjauh sedikit demi sedikit. Sedikit demi sedikit menepi dan akhirnya hanya diam diseutas tali. Diam tak bergerak, diam tak mendekat. Mau bagaimana lagi, sibukmu mengantarkanmu pada pandangan yang sempit. Bagaimana tidak, sibukmu membuatmu menjadi robot, yang rela diatur oleh pengatur. Bagaimana aku bisa mendapatkan, jika waktu luang saja dirimu tidak mendapatkan. 

Perspektif bodoh itu akan segara berlalu. Mungkin kamu harus memiliki kacamata hati untuk memperbaiki perasaanmu, yang minus atau plus itu. Atau mungkin prasangkaku yang terlalu buruk, menilai dirimu yang mulai sibuk. Mungkin benar, aku yang lebih tepat memakai kacamata hati, sifat ini harus diperbaiki, juga dengan perkataan ini. Sebab, kadang kala mulutku sering tidak mau mengaku jika aku sedang menyukaimu. 

___________

Kamu anak kesayangan bunda.
Tidak boleh kemana-mana.
Harus pandai dan salihah.

Ya, hanya karena dua alasan itu
Aku langsung jatuh cinta

___________

Demi Tuhan, aku suka berbohong akhir-akhir ini. Merasa bodoamat, saat ditanya dengan siapa aku sedang dekat. Maka berbohonglah aku, dengan jawaban cuek tetapi jitu untuk mempertahankan pertemanan. Ini adalah cara terakhir untuk mengultimatum perasaan yang lama tidak mendapat dambaan. 

Kamu, masih belum sadar, kah? Sama, aku juga sudah tidak sabar! Tidak sabar ingin menyadarkanmu! Sadarlah! Sudah terlalu lama aku bersabar! Rasa ini sudah cukup besar! Tetapi aku mohon jangan disebar, takut nanti rasa ini pudar.


    
Kesibukan, ketikan, teriakan, perakitan, hingga kesakitan adalah hal yang sering aku perhatikan di dirimu saat waktu luang. Waktu di mana peluang datang tanpa ada sebuah percobaan. Sialan, aku kelewatan, sudah terlalu jauh berlari di belakang pesaing-pesaing di luar sana. Sebuah lomba yang seharusnya belum dimulai tetapi hasil akhirnya sudah jelas siapa pemenangnya. Pemenang dari merebut hati seseorang yang tak menyadari dirinya sedang dilombakan. 

Kasihan, kasihan para pesaing lain yang tak kamu beri kesempatan. Kasihan, kasihan dirimu yang dipaksa memilih satu dari beberapa pilihan. Tenang, santai, bijaksana, aku percaya atas apa yang kamu lakukan. Tak perlu panik, mukamu malah tambah manis jika panik. Tenang dan santai saja, wanita selalu benar. Aku berharap dirimu tau yang pas dikenakan itu siapa. Jikalau bukan aku akhirnya, tak apa, bagiku kamu akan tetap cantik dengan kacamatamu itu. Satu hal lagi, jangan lupa berdamai dengan sibukmu dan menjauhlah dari apa yang mengganggumu. Jika salah satunya aku, katakanlah, aku mungkin luluh dan menyerah, mengibarkan bendera putih dan sesegera mungkin pergi.

Sampai jumpa, sudah tiba waktunya berkelana mencari harta paling berharga. Menjelajah ke penjuru kota, mencari pengganti sementara. Menjarah seluruh kota, mencari yang setara. Menjadi raja di satu kota, mengambil harta yang paling sempurna. Terlalu melondramatik, ya. Ya sudah tenang saja, intinya aku akan kembali. Jangan pernah merindu, tunggu aku. 

_______________

Ketuk pintu, lepas sepatu, matikan lagu, nyalakan lampu, ucap apa yang ingin dibantu, dan jangan rancu, langsung pada poin yang ingin dituju, adalah tata cara bertamu. Jangan lupa bawa kacamatamu, lalu taruh di meja pertemuan. Jika kamu mengizinkannya, aku ingin sekali memakainya. Cukup sekali ini saja, aku sudah siap bermimpi menjadi penulis terbaik, dengan cerita-cerita yang tak melulu tentang cinta. Tetapi, apa aku siap? Menjadi seseorang berkacamata yang akan membawa setumpuk buku kemana-mana, padahal menunggumu saja sudah muak rasanya. 

Memang, aku ini ingin enaknya saja. Pantas, selama ini hidupku biasa-biasa saja, tidak sedih tetapi tidak juga terlalu gembira. Tetapi pas lah ya. Hidup bukannya memang seperti itu, sesuai porsinya saja. Tak mewah tetapi sederhana, tak monoton tetapi nikmat dilakon. Tidak murung melulu tetapi nikmati saja terlebih dahulu. 

Untukku, wanita adalah candu untuk beberapa orang yang mengedepankan gengsi semata. Takut dibilang ini lah, itu lah, anu lah, gini lah, gitu lah, alah bct. Padahal hidup ini benar-benar sederhana, sayang mereka sendiri yang merumitkannya dengan urusan wanita. Semoga tak ada lagi orang yang berpikir seperti itu di dunia. Entah harus berapa lama lagi mengubah pandangan orang maniak seperti itu. Mencintai itu secukupnya saja, menyayangi itu sekadarnya. Bila dirasa masih kurang, ambil sisa-sisa kebahagiaanku di masa lalu, jika masih kurang juga, mungkin orang itu kurang bersyukur. Benar-benar kurang bersyukur. Bahagia itu secukupnya, sedih itu seperlunya, jangan diperumit, jangan dipersempit. Jika tak ingin dicap parasit, lakukan yang terbaik, bukan menjadi sosok sok terbaik.

_______________

Pertanyaan aku ke kamu hanya satu, "Cocok ga sih aku pakai kacamata kamu?" Kalau cocok, boleh tuh kita saling melengkapi. Nanti, kamu aku tuliskan puisi, kamu siapin aku hati. Bersama, kita akan buat tulisan lagi, yang lebih berarti dan syarat akan gengsi. Mari mencoba, aku yakin harapan kita sama. Kali aja banyak disukai, kali aja kita makin menyukai, hmm kali ajaa hahahaa :)

Harapan aku ke kamu cuman satu, semoga aku bisa benar-benar memakai kacamatamu. Berdebat tentang mau kemana tulisan ini diarahkan. Percuma panjang lebar kalau kamu sendiri tidak sadar. Sadarlah, aku sudah sabar atas penantian memakai kacamatamu itu. Mungkin besok, lusa, atau sewindu lagi. Semoga, yaa. Ya, semoga :)

_______________

Minggu ini kamu fokus mempersiapkan ujian lisan
Serius menghafal di meja paling depan
Tak sadar kacamatamu jatuh dan tertendang kawan
Tetap tak sadar, kamu lanjut menghafal

Ku sodorkan kacamatamu tadi dan bilang hati-hati
Fokus hafalanmu seketika berhenti
Dengan muka berseri-seri, kamu ucap terima kasih

__________

Saran aku sih ke kamu satu, pasang terus kacamatanya biar tambah cantik, manja, manis, lucu gimana gitu. Jaga baik-baik kacamatanya jangan biarkan terjatuh, retak, pecah atau hilang. Takut nanti penglihatanmu kurang baik, melihat siapa yang menjagamu baik-baik.


 
   Semoga yaa malam ini, lebih cantik dari malam kemarin. Bersama bulan kan kutemukan, kamu yang ku rindukan. 
-nosstrress




Raihan Immadu
Pamulang, 17 Maret 2019
Selamat membaca
Semoga membahagiakan

Komentar

  1. Balasan
    1. klo sama aku suka juga gaa?? Terimakasih, setidaknya ada dariku yang kau sukai 😊

      Hapus
  2. lanjutkan ya, temanku!

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaaaaaaaa 👊👊👊👊👊 TERIMAKASIH 🙏

      Hapus
    2. bang bikin puisi dong

      Hapus
    3. 😏😏😏 kaya tau siapa. Nanti yaa banyak yang mesen soalnya neng HAHAHAHAA

      Hapus
  3. Dulu saya pernah merasakan cinta hingga perasaan cinta itu menjadi benci.
    Dan benci itu yang membuat saya jadi seorang pengecut

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan seperti itu, Tuhan menciptakan perasaan bukan untuk menjadikan kita pengecut. Tatap semangat!! Ada yang menunggumu di luar sama

      Hapus
  4. Dan akhirnya saya hanyut begitu saja kedalam ceritamu. Keren gila!!

    BalasHapus
  5. Sudah lama tak berkunjung sya slalu suka karyamu, andai bisa sepertimu menyalurkan smua perasaan pd sbuah karya, pasti akan menyenangkan sayangnya sya tidak, sya hanya bisa diam tanpa bisa menyuarakannya sulit memang tapi mau bagaimana itu sudah takdir, smangat untuk tulisanmu slanjutnya!! -F

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sudah mengikuti blog ini sedari lama, maaf jika kurang menarik sehingga membuat anda jarang kesini. Tuhan punya cara yang berbeda-beda untuk menyenangkan hambanya. Terus semangatt, asah bakatmu!!! 🙏😘

      Hapus
    2. Maaf bukan maksudku bgitu hanya saja trlalu banyak ksibukan, terima kasih atas dukunganmu, boleh tidak sya berharap kau membuat karya yang memberikan semangat pada tanggal 24 juli, hahaha maaf sudah lama tak jumpa tapi mlh berharap yg tidak -F

      Hapus
    3. Gapapaa, memang dasarnya insan seperti itu menemui saat membutuhkan. Larutlah dalam kesibukanmu taruh aku dalam endapan paling bawah agar tak mengganggumu. Barangkali harapanmu bisa aku kerjakan, barangkali tidak hahaha:)

      Hapus
  6. Ganteng dah, menginspirasi bat !

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih tlah mengapresiasi 🙏 lain kali berkunjung lagi yaaaw 😉😉

      Hapus
  7. Selalu berhasil menjadi yang paling di tunggu! terus berkarya temanku, sukes selalu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih 🙏🙏 walaupun saya ga tau kamu siapaa tapi dengan caramu menyebut saya teman, saya yakin kamu orang yang selalu mendukung sayaa. Terimakasih

      Hapus
  8. dilihat kau biasa saja ya raihan ,ternyata kau ini sungguh mengagumkan.
    semoga kedepannya tetap jadi dirimu yang baik hati, dan jangan sungkan untuk menengok masa lalu, karena ada harapan yang selalu menunggu...
    oiya jangan ragu untuk menyapa kembali ya itu yang selalu dinanti loh HAHAHA.
    semangat untukmu kedepannya. salam hangat untukmu selamanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaah bisa ajaa kamu, makasih sebelumnya sudah mengapresiasi, maaf klo saya terlalu cuek untuk sekedar menyapa saat bertatap mata. Saya akan memperbaiki diri

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer